eksistensi sungai dan alam sebangau air hitam rawa gambut kalimantan tengah, berburu dengan teknik mancing baitcasting ikan predator channa Indonesia. . .
Berbagi cerita dan pengalaman tentang memancing memang seru dan tiada habisnya bagi para penghobi memancing, bercerita tentang Eksistensi Taman Nasional Sebangau saya sendir pribadi memang kagum dengan spot tempat lokasi ini.
Taman Nasional Sebangau (±568.700 hektar) terletak di antara sungai Sebangau dan sungai Katingan. Secara administratif, Taman Nasional Sebangau merupakan bagian dari Kabupaten Katingan, Kabupaten Pulang Pisau, dan Kota Palangka Raya. Kawasan ini merupakan hutan rawa gambut yang masih tersisa di Kalimantan Tengah setelah gagalnya proyek ‘Mega Rice Project’ yang dikenal dengan “Lahan Sejuta Hektar” pada tahun 1995.
Menteri Kehutanan menunjuk Sebangau sebagai Taman Nasional ke-50 pada 19 Oktober 2004 melalui Surat Keputusan Nomor. SK.423/Menhut-II/2004. Sebelum terbentuknya Taman Nasional, kawasan Sebangau merupakan hutan produksi yang dikelola oleh beberapa HPH sebagai penghasil kayu sehingga pembalakan liar merajalela setelah berakhirnya ijin HPH dikawasan tersebut. Kawasan Sebangau merupakan kawasan yang dilindung karena adanya spesies orang-utan dan spesies lainnya seperti bekantan, beruang madu, owa-owa, burung enggang, harimau dahan dan lainnya.
Perlindungan terhadap kawasan konservasi sering di anggap sebagai “pembatasan” ruang gerak masyarakat yang ada di sekitarnya. Karena itu di dalam pengelolaan Taman Nasional Sebangau, dikembangkan pendekatan baru dalam pengelolaannya, yaitu dengan sistem zonasi berdasarkan proses pemetaan partisipatif, dimana terdapat kesepakatan bersama dengan masyarakat untuk menetapkan areal-areal yang merupakan wilayah tradisional masyarakat, areal yang perlu direhabilitasi dan areal inti. Dengan demikian diharapkan ada tanggungjawab bersama dalam menjaga kelestarian wilayah tersebut, dengan tetap memperhatikan pertimbangan secara ilmiah dan objektif mengenai kondisi dan kelayakan lingkungan.
Dengan adanya taman nasional, Sebangau dapat tetap terjaga kelestariannya dan sekaligus tetap dapat memberi manfaat bagi masyarakat yang hidup di sekitarnya. Usaha penjagaan kelestarian dan pemberian manfaat sumber daya alam di kawasan Sebangau pada masyarakat sekitarnya dilakukan oleh Balai Taman Nasional Sebangau bekerjasama dengan WWF-Indonesia. Kerjasama ini juga dikoordinasikan dengan pemerintah propinsi dan kabupaten serta dinas/instansi terkait lainnya.
Menjaga kelestarian memang tidak mudah dan diperlukan kerjasama masyarakat setempat, saya pun sangat setuju dangan hal demikian walaupun saya seorang penghobi memancing namun bagi saya memancing adalah sesutau yang sangat tidak bisa dinilai dengaan apapun, sebab ini menyangkut individu para penghobi memancing. Berbicara demikian saya sempat kagum dengan yang namanya ikan predator yang satu ini sering disebut dengan Ikan toman dalam bahasa Inggris dikenal sebagai red snakehead, redline snakehead merujuk pada warna tubuhnya ketika muda, atau Malabar snakehead. Nama snakehead mengacu pada bentuk kepalanya yang menyerupai kepala ular. Sementara nama ilmiahnya adalah Channa micropeltes dan ada juga ikan Channa Pleurophthalma, ikan serandang, ikan kerandang atau karandang yang sering dijuluki dengan ikan toman bunga dan juga ada ikan Channa Marulioides atau Snakehead Emperor yang orang dayak menyabutnya dengan nama ikan peyang atau piyang sangat terjaga akan habitatnya ini dalah dokumenter atau perjalanan yang tidak mudah penuh tantangan dan pengalaman berada ditengah hutan yang mirip dengan Sungai Amazon di Brazil semoga video ini memberikan inspirasi dan manfaat serta edukasi bagi para petualang rimba raya sejati.
Comments
Post a Comment